Jumat, 31 Januari 2014

Surat An Nas

Surat An nas

basmalah


Bismillah Hirrahman Nirrahim

Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


 Qul a'uudzu birabbin naas

Artinya : Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.


 Malikin naas

 Artinya :raja manusia


Ilaahin naas 

 Artinya : sembahan manusia





Min syarril waswaasil khannaas 

 Artinya :dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi




Alladzii yuwaswisu fii shuduuri nnaas 

 Artinya : yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia



minal jinnati wannaas

Artinya : dari (golongan) jin dan manusia


Surat An-Naas adalah surat terakhir sesuai urutan dalam Mushhaf Al Qur'an. Surat An-Naas merupakan salah satu dari al-mu’awwidzaat (surat-surat perlindungan, yakni Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas) dan juga al-mu’awwidzatain (dua surat perlindungan, yakni Al-Falaq dan An-Naas) dimana Allah SWT memberi arahan kepada orang-orang yang beriman agar senantiasa memohon penjagaan dan perlindungan kepada-Nya dari segala kejahatan, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi, yang diketahui ataupun yang tidak diketahui, secara umum dan global ataupun secara khusus.

Keutamaan Surat  An Naas

Adalah suatu hal yang istimewa ketika surat-surat tersebut secara khusus disebut sebagai surat-surat perlindungan, padahal semua surat atau ayat dalam Al-Qur’an tidak lain adalah perlindungan juga. Bahkan disebutkan dalam sebuah hadits bahwa setelah turunnya Al-Falaq dan An-Naas, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mencukupkan diri dengan keduanya saja dalam permohonan perlindungan dari keburukan dan kejahatan jin serta manusia (lihat hadits Abu Sa’id Al-Khudriy riwayat At-Tirmidzi, An-Nasaa-i dan Ibnu Majah).

Banyak sekali riwayat yang menegaskan tentang keutamaan surat-surat perlindungan ini. Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin Amir bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Tidakkah engkau tahu bahwa pada malam ini telah diturunkan ayat-ayat yang tidak ada yang membandinginya (dalam keutamaannya), yakni Qul a’udzu birabbil falaq (QS Al-Falaq) dan Qul a’udzu birabbin naas (QS An-Naas)?” (HR Muslim).

Kita juga dianjurkan untuk senantiasa membaca surat-surat perlindungan ini setiap selesai shalat, ketika hendak tidur, ketika bangun tidur, pada waktu petang dan pada waktu pagi. Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin Amir, beliau berkata,”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruhku membaca surat-surat perlindungan (al-mu’awwidzaat : QS Al-Ikhlas, QS Al-Falaq, QS An-Naas) setiap selesai shalat”. (HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasai). Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh ‘Uqbah bin Amir untuk membaca dua surat: QS Al-Falaq dan QS An-Naas setiap kali tidur dan setiap kali bangun (HR Ahmad dan An-Nasaa-i).

Dalam hadits riwayat Aisyah radhiyallahu ‘anha , disebutkan bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersiap untuk tidur setiap malam, maka beliau mempertemukan kedua telapak tangannya dan meniup pada keduanya seraya membaca QS-Ikhlash, QS Al-Falaq, dan QS An-Naas lalu mengusapkannya ke seluruh bagian badannya dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan badan beliau. Dan beliau mengulang yang demikian itu tiga kali (HR Al-Bukhari dan Ashabus Sunan). Dan dalam sebuah hadits yang lain, Rasulullah bersabda (yang artinya) : “Bacalah Qul a’udzu birabbilfalaq (yakni QS Al-Falaq) dan Qul a’udzu birabbinnaas (yakni QS An-Naas) pada waktu petang dan pagi sebanyak tiga kali, maka itu cukup untuk menjaga dirimu dari segala bentuk gangguan“ (HR. Abu Dawud. An Nasa’i dan At Tirmidzi).


Kamis, 30 Januari 2014

Surat Al-fatihah

Surat Al-fatehah

surat al-fatihah ayat 1


Bismillah Hirrahman Nirrahim

Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
    
surat al-fatihah ayat 2


Alhamdu lillaahi rabbil aalamiina

artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
   
surat al-fatihah ayat 3


Arrahmaanirrahiim

Artinya : Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
  
surat al-fatihah ayat 4


Maaliki yawmiddiin

Artinya : Yang menguasai di Hari Pembalasan

surat al-fatihah ayat 5


Iyyaaka na’budu wa-iyyaaka nasta’iin

Artinya : Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

surat al-fatihah ayat 6

Ihdinaash shiraathaal mustaqiim

Artinya : Tunjukanlah kami jalan yang lurus, 
  
Shiraathalladziina an’amta ‘alayhim ghayril maghdhuubi ‘alayhim walaadhdhaalliin


Di dalam kandungan keagungan surat al-Fatihah ini sudah tidak diragukan lagi. Menurut satu ulama, keagungan surat ini terletak pada kandungan ayat-ayatnya. Al-Hasan al-Basri berkata:”Allah swt menyimpan semua ilmu kitab terdahulu dalam al-Qur’an. Kemudian, Dia menyimpan semua ilmu al-Qur’an dalam al-Fatihah. Maka, surat ini menjadi sumber dari segala sumber ilmu, sumber dari segala sumber hikmah, dan sumber dari segala sumber rahmat Allah. Karena keagunganya, ada 7000 malaikat yang mengiringi turunnya surat ini.

Karena itulah, tidak mengherankan lagi kalau di dalam surat al-Fathihah terkandung segudang fadilah dan manfaat bagi hamba. Ini bisa terlihat dari banyaknya nama yang tersemat pada surat ini. Menurut Haqqi an-Nazili surat ini memiliki 30 nama, sedang menurut Qurthubi memiliki 12 nama, dan menurut al-Fakhr, ar-Razi, dan al-Alusi memiliki 22 nama. Dimana setiap nama tersebut merujuk pada satu fadilah yang berbeda-beda.

Sebut saja, as-Syifa yang berarti obat. Ini berarti surat Al-Fatihah bisa digunakan sebagai obat. Banyak kisah-kisah nyata yang membuktikan kedahsyatan surat ini sebagai perantara menyembuhkan penyakit. Salah satunya pengakuan dari KH Muhammad Nasir. Ia bukanlah dokter sehingga tak pernah sekali pun mengobati. Namun saat ada orang sakit perut mendatanginya dan minta pertolongan, ia teringat hadist Nabi yang mengatakan bahwa surat Al-Fatihah adalah obat dari segala penyakit. Ia lalu membaca surat Al-Fatihah di atas segelas air putih, setelah meminum air itu sakit perut yang sudah lama diderita orang tersebut dalam beberapa menit sembuh. Luar biasa. Ini juga dibuktikan oleh Ibnu Qayyim, bahkan dia menandaskan, bahwa kehebatan surat Al-Fatihah sebagai obat sudah terbukti pada setiap zaman.  Ini diperkuat oleh hasil tes laboraturium. Dari tes ini terlihat bahwa air yang sudah ditiup atau dituliskan ayat al-Qur’an mengandung unsur-unsur yang berguna untuk penyembuhan penyakit. Sementara air yang belum ditulis atau ditiup ayat al-Qur’an memiliki bentuk yang berbeda. Tidak mengandung unsur yang bisa menyembuhkan penyakit.

Kedahsyatan dan keagungan yang tak ada duanya ini mengisyaratkan bahwa surat Al-Fathihah adalah surat yang sangat dimuliakan sehingga senantiasa harus dijaga, yakni dengan membaca, menghayati, mengamalkan, serta mendzikirkannya. Seorang Dekan Fakultas Syari’ah sebuah universitas menegaskan: “Sungguh saya mengakui kedahsyatan surat Al-Fatihah, sebab power yang ada di dalamnya sangat luar biasa. Dengan begitu saya selalu mengawali segala sesuatu dengan membaca surat Al-Fatihah”.

Selain Fadilah yang sudah disinggung di atas, surat Al-Fathihah masih memiliki fadilah yang lain, diantaranya bisa untuk menjadi tawashul, pengusir syaitan, dan pembuka pintu langit tujuh. Barang siapa yang membiasakan membaca dan mengamalkan surat Al-Fatihah dengan benar, maka pintu Jahanam tertutup baginya dimana pintu surga terbuka menyambutnya. Dan akan menyembuhkan segala penyakit serta melepaskan semua kesulitan hidupnya. Amin Yra.



Rabu, 29 Januari 2014

DOA - DOA

Berisi kumpulan Doa - doa sehari -hari yang Insya Allah akan bermanfaat serta berguna buat kehidupan sehari - hari. Saya akan jabarkan arti & fadilah berdoa. 

Pengertian doa secara umum adalah permohonan kita kepada sang pencipta yang disertai dengan kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan di dunia maupun di akhirat. Berdoa harus bersifat khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada sang pencipta & merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan.

Doa dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul  bila di sertai dengan keikhlasan hati. Hal tesebut yang harus dilakukan oleh orang-orang shalih. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga doa kepada Allah yang selalu senantiasa dipanjatkan akan terkabul, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam kelapangan. Dalam Al-Qur’an Allah juga telah menegaskan : “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28).

Al-Qur’an juga memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan apabila disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan. Hal ini banyak ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af : 55-56).

Pengertian doa bagian dari ibadah adalah bahwa  kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka dari sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta permohonan pertolongan  yang disertai kejernihan nurani agar selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi.

Fungsi doa dalam kehidupan sehari-hari

Walaupun secara kualitas doa disejajarkan dengan setengah ibadah wajib, tapi dari segi substansinya doa merupakan inti dari setiap ibadah yang kita lakukan kepada sang pencipta. Shalat yang kita lakukan terdiridari kumpulan doa, mulai dari awal takbir sampai salam, begitupun ibadah yang lain. Makanya tak salah kalau Rasullulah mengatakan bahwa doa adalah ruhnya ibadah. Tanpa doa ibadah tidak akan punya arti apa-apa.

Secara mendasar doa merupakan penghancuran nilai-nilai egoisme kemanusiaan yang selalu identik dengan kesombongan, keangkuhan dan merasa bahwa setiap keberhasilan adalah jerih payah sendiri tanpa menganggab adanya campur tangan Allah SWT sebagai Zat Pengatur. Keberhasilan selalu diidentikkan dengan kecerdasan kognitif semata, kesuksesan selalu dipahami sebagai jerih payah sendiri, disinilah celah tipuan setan untuk menggiring kita menjadi manusia yang mengingkari nilai ketuhanan. Dengan berdoa manusia diajarkan tentang satu hal, bahwa sebagi makhluk Allah kita memiliki sangat banyak kekurangan dan kelemahan, tanpa bantuan sang Khalik kita tidak akan bias memahami setiap kejadian di muka bumi ini. Manusia hanya sebutir kerikil di tengah samudera laupatan pasir, betapa kecil dan sangant dhaif. Maka tak salah jika Allah memberikan cap sombong kepada manusia ketika dia tidak berdoa sedikitpun sehabis melaksanakn shalat dan dalam  kegiatan sehari-hari.